TUr8Tpr0BSY7GpCoBSrpTfA9TA==
Light Dark
Cegah Anak Jajan Sembarangan, Yantie Rachim Kenalkan Pola Makan B2SA di Bogor

Cegah Anak Jajan Sembarangan, Yantie Rachim Kenalkan Pola Makan B2SA di Bogor

Daftar Isi
×


Ketua Tim Penggerak Pemberdayaan dan Kesejahteraan Keluarga (TP-PKK) Kota Bogor, Yantie Rachim, hadir dalam acara sosialisasi dan pembinaan soal konsumsi makanan yang Beragam, Bergizi, Seimbang, dan Aman atau yang biasa disingkat B2SA. Kegiatan ini diadakan di wilayah RW 06, Kelurahan Margajaya, Kecamatan Bogor Barat, pada Selasa pagi tanggal 20 Mei 2025. Suasana pagi itu cukup ramai, warga terlihat antusias mengikuti kegiatan yang dinilai bermanfaat buat keluarga dan terutama buat anak-anak mereka.

Nah, program B2SA ini sebenarnya adalah program baru yang baru-baru ini mulai dijalankan sama TP-PKK Kota Bogor. Tujuannya? Nggak lain dan nggak bukan adalah untuk bantu mencerdaskan anak-anak lewat makanan yang sehat dan aman. Jadi nggak cuma asal kenyang, tapi juga ada nilai gizinya. Ini penting banget karena sekarang ini banyak banget makanan yang kelihatannya enak dan menarik, tapi belum tentu sehat atau aman buat dikonsumsi.

Yantie Rachim bilang, program ini harus terus dijalankan dan dikenalkan ke masyarakat luas. Menurut beliau, masyarakat perlu lebih sadar soal pentingnya makan makanan yang nggak cuma enak, tapi juga punya nilai gizi yang seimbang dan aman dari bahan-bahan berbahaya.

“Selain makanan yang seimbang dan bergizi, disamping itu kita juga harus memperhatikan keamanan pangannya. Keamanan pangan jadi program baru yang juga harus diketahui pula oleh masyarakat,” jelas Yantie Rachim.

Beliau ngasih contoh soal jajanan anak-anak yang sering dijual di sekitar sekolah. Kadang bentuknya lucu, warnanya cerah, anak-anak pasti suka. Tapi belum tentu itu semua aman dikonsumsi. Bisa aja jajanan itu mengandung bahan pewarna buatan atau pengawet yang berbahaya kalau dikonsumsi dalam jangka panjang. Apalagi kalau dimakan rutin tiap hari.

“Edukasi ini harus diberikan sejak usia dini, dimulai dari rumah masing-masing, sebagai seorang ibu harus paham tentang makanan yang aman untuk anaknya. Sesuai dengan umurnya,” tambahnya lagi.

Jadi, beliau benar-benar menekankan pentingnya peran ibu dalam hal ini. Karena biasanya yang paling sering nyiapin makanan di rumah ya ibu. Jadi ibu harus ngerti dulu soal makanan sehat dan aman, baru bisa diterapkan ke anak-anaknya. Dengan begitu, sejak kecil anak-anak udah terbiasa milih makanan yang baik buat tubuh mereka.

Menurut Yantie, lewat kegiatan pembekalan dan pelatihan soal B2SA ini, diharapkan paling nggak muncul kesadaran di masyarakat, terutama anak-anak dan para orang tua, buat mulai pilih-pilih makanan. Nggak asal kenyang aja, tapi mikirin juga gizinya dan keamanan makanannya. Ibu-ibu juga diharapkan bisa lebih aktif buat ngawasin jajanan anak-anak mereka.

“Ketahanan pangan dan keamanan pangan harus bersinergi. Kegiatan pada hari ini mudah-mudahan bisa diadopsi di wilayah lainnya. Bukan hanya di sini saja, tapi bisa menyebar karena materi ini sangat penting untuk diketahui masyarakat luas,” tutup Yantie Rachim.

Kalau dipikir-pikir, program seperti ini emang cocok banget buat zaman sekarang. Banyak orang tua yang sibuk kerja, akhirnya urusan makan anak-anak diserahkan sepenuhnya ke sekolah atau malah ke warung di sekitar rumah. Padahal belum tentu apa yang dimakan anak itu sehat dan aman. Apalagi sekarang banyak makanan instan yang praktis tapi kandungan gizinya minim.

Acara seperti ini jadi momen yang pas buat ngingetin lagi soal pentingnya makanan sehat. Buat yang belum tahu, makanan B2SA itu intinya adalah makanan yang punya variasi (beragam), cukup nilai gizinya (bergizi), porsinya sesuai kebutuhan (seimbang), dan pastinya aman dari zat-zat berbahaya (aman). Jadi bukan cuma makan nasi dan lauk aja tiap hari, tapi juga variasi sayur, buah, protein, dan jangan lupa air putih.

Di acara itu, warga juga dikasih contoh menu harian yang bisa diterapkan di rumah. Contohnya, sarapan bisa dengan nasi uduk ditambah telur rebus dan mentimun, makan siang dengan nasi merah, ayam panggang, sayur bening, dan potongan buah, lalu makan malam bisa dengan kentang kukus, tempe goreng, dan lalapan. Simpel, tapi udah memenuhi prinsip B2SA.

Selain itu, warga juga belajar cara baca label kemasan makanan, supaya bisa tahu mana produk yang aman buat dikonsumsi. Hal-hal kayak ini kadang kelihatan sepele, tapi sebenarnya penting banget. Biar nggak asal beli makanan cuma karena harganya murah atau karena anak-anak suka.

Yantie Rachim juga berharap, kegiatan kayak gini bisa terus diadakan secara rutin, nggak cuma sekali-sekali aja. Kalau bisa, tiap RW atau kelurahan punya jadwal sendiri buat sosialisasi B2SA ini. Dengan begitu, makin banyak orang yang paham dan bisa mulai menerapkan pola makan sehat di rumah masing-masing.

Acara sosialisasi ini ditutup dengan sesi tanya jawab. Banyak warga yang antusias bertanya, mulai dari cara menyimpan bahan makanan yang benar sampai tips ngolah makanan biar tetap bergizi tapi disukai anak-anak. Suasananya hangat dan akrab, kayak ngobrol santai tapi penuh ilmu.

Yah, semoga aja setelah ini makin banyak warga yang sadar soal pentingnya makan sehat. Soalnya, apa yang kita makan hari ini bakal pengaruh ke kesehatan kita di masa depan. Dan buat anak-anak, makanan sehat bisa bantu mereka tumbuh optimal, belajar dengan baik, dan jadi generasi yang kuat dan cerdas.

0Komentar